Sebangga apa pun orangtua pada anaknya, ternyata ada beberapa perilaku yang bisa menjegal kesuksesan buah hati di masa depan. Demikian hasil penelitian oleh pakar kepemimpinan dan penulis buku, Dr. Tim Elmore. Dalam tulisannya yang dikutip dari brightside.me, ada tujuh perilaku orangtua yang bisa mencegah anak-anak sukses nantinya.
1. Tidak membiarkan anak mengambil risiko
Orangtua selalu bersikap waspada dan cenderung berhati-hati dalam menjaga anak-anaknya. Namun hal ini bisa membuat anak menjadi terisolasi dari kebebasan memilih pengalamannya sendiri.
Orangtua selalu bersikap waspada dan cenderung berhati-hati dalam menjaga anak-anaknya. Namun hal ini bisa membuat anak menjadi terisolasi dari kebebasan memilih pengalamannya sendiri.
Psikolog di Eropa menyatakan bahwa jika seorang anak tidak diizinkan mengambil risiko, mereka akan memiliki fobia dan tidak berani mencoba hal baru yang menantang. Selain itu, mereka akan memiliki arogansi tinggi dan rendah diri dalam kepemimpinan kelak.
2. Terlalu cepat memberi bantuan
Sikap orangtua yang terlalu cepat memberi bantuan ketika mendapat masalah, merupakan langkah yang keliru. Karena dengan demikian anak tidak dapat memecahkan masalah dengan mandiri. Jika diteruskan, anak bisa kehilangan kompetensinya dalam menyelesaikan rintangan di masa depan kelak.
Sikap orangtua yang terlalu cepat memberi bantuan ketika mendapat masalah, merupakan langkah yang keliru. Karena dengan demikian anak tidak dapat memecahkan masalah dengan mandiri. Jika diteruskan, anak bisa kehilangan kompetensinya dalam menyelesaikan rintangan di masa depan kelak.
3. Terlalu mudah membanggakan
Pernahkah Anda melihat orangtua yang selalu membanggakan anak-anaknya yang meraih juara dalam sebuah kompetisi? Ya, label juara dijadikan tolak ukur seorang anak yang dianggap layak dibanggakan oleh orangtuanya. Tapi masalah timbul kala anak merasa bahwa juara adalah segalanya sehingga ia belajar untuk menipu hanya untuk terhindar dari kegagalan.
Pernahkah Anda melihat orangtua yang selalu membanggakan anak-anaknya yang meraih juara dalam sebuah kompetisi? Ya, label juara dijadikan tolak ukur seorang anak yang dianggap layak dibanggakan oleh orangtuanya. Tapi masalah timbul kala anak merasa bahwa juara adalah segalanya sehingga ia belajar untuk menipu hanya untuk terhindar dari kegagalan.
4. Mudah menyetujui banyak hal
Anak tidak akan lupa dampak dari sikap memanjakan Anda padanya. Apabila diteruskan, anak akan tumbuh menjadi pribadi egois dan konsumtif. Maka itu jangan manjakan mereka dengan mengatakan "Iya" pada setiap permintaannya.
Anak tidak akan lupa dampak dari sikap memanjakan Anda padanya. Apabila diteruskan, anak akan tumbuh menjadi pribadi egois dan konsumtif. Maka itu jangan manjakan mereka dengan mengatakan "Iya" pada setiap permintaannya.
Sesekali Anda boleh mengatakan "Tidak" agar mereka tahu perbedaan antara materi yang dibutuhkan dan diinginkan. Atau paling tidak, biarkan mereka berusaha untuk mendapat suatu benda yang sangat mereka inginkan.
5. Tidak berbagi kesalahan masa lalu
Sebagai orangtua, jangan gengsi untuk berbagi kesalahan apa saja yang sudah Anda lakukan di masa muda lalu. Bukan artinya Anda menyuruh mereka melakukan sesuatu yang salah. Tapi Anda berbagi bahwa yang salah itu jangan sampai mereka lakukan juga. Dengan demikian anak akan mencatat langkah bijak untuk menghadapi kesalahan di masa mendatang. (Muhammad Juandi)
Sebagai orangtua, jangan gengsi untuk berbagi kesalahan apa saja yang sudah Anda lakukan di masa muda lalu. Bukan artinya Anda menyuruh mereka melakukan sesuatu yang salah. Tapi Anda berbagi bahwa yang salah itu jangan sampai mereka lakukan juga. Dengan demikian anak akan mencatat langkah bijak untuk menghadapi kesalahan di masa mendatang. (Muhammad Juandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar