Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok meminta kinerja guru di wilayahnya terus ditingkatkan. Dia menyarankan para guru malas dan kerja tidak pakai hati lebih baik jadi penjaga kuburan.
"Kalau hatinya enggak mau jadi guru ngapain? Enggak usah jadi guru lah, urus kuburan, (atau) apa banyaklah," kata Ahok dalam sambutannya di Balai Agung, Gedung Balai Kota, Jakarta, Selasa (19/1).
Ahok menilai, pengawasan guru merupakan hal penting dalam sebuah proses pendidikan. Jika tak perhatian kepada murid pakai hati maka guru yang demikian sebaiknya diberhentikan saja.
"Jadi guru enggak punya hati berhentikan karena kita bawa satu generasi satu bangsa. Gara-gara sistem keamanan enggak bener, meninggal atau cacat padahal bisa jadi calon presiden," tegasnya.
Sebelumnya, Ahok merasa malu dengan kondisi beberapa sekolah di Jakarta yang dinilainya tidak layak. Mulai dari fasilitas, sarana dan prasarana yang tak memadai hingga kondisi gedung rusak.
Padahal anggaran yang digelontorkan Pemprov DKI Jakarta untuk sektor pendidikan tergolong cukup besar. Tahun lalu, dana yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk pendidikan mencapai Rp 19 triliun atau 17 persen dari total belanja daerah.
"DKI agak memalukan. 47 Persen sekolah jelek. Plafon jelek dan banyak toilet kotor. Saya tidak mau dengar di Jakarta ada sekolah jelek," kata Ahok.
Namun dia masih heran, di saat ada sekolah yang kondisi infrastrukturnya tak memadai, sekolah lain justru ada yang mengajukan hal-hal yang tidak mendesak. "Ada sekolah yang beli UPS Rp 6 miliar, alat scanner Rp 1 miliar, alat fitnes Rp 2 miliar," kritiknya.
Sumber : http://www.merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar