Bagai petir di siang bolong. Ford jenama asal Amerika Serikat (AS) itu tak kuat lagi berkompetisi di Indonesia. Keputusan bulat sudah dibuat. Ford menyerah.
Tentu, langkah ini berimplikasi luas. Konsumen bingung bagaimana nasib layanan purna jual Ford. Sementara di dalam, karyawan harus menelan getir, dirumahkan.
Tenaga kerja dari 44 jaringan penjualan Ford kini gigit jari. Mereka turut jadi tumbal ganasnya industri otomotif nasional. Begitu pula punggawa di jajaran Ford Motor Indonesia (FMI). Semua bernasib sama, terima dirumahkan.
"Semua diberhentikan termasuk karyawan dan top management FMI yang sekira total 35 karyawan," kata Direktur Komunikasi FMI, Lea Kartika saat dihubungi Liputan6.com. "Tidak ada yang ditarik ke regional."
Ford memang tak mendapat angin baik di Indonesia. Terlebih sepanjang tahun lalu yang hanya mencatatkan wholesale 4.986 unit.
Dari sekian model, hanya EcoSport yang terlihat cemerlang. Model low sport utility vehicle (LSUV) ini hanya terjual 2.713 unit. Padahal 2014, mobil ini menuai performa yang cukup bagus dengan 5.603 unit.
Tapi Ford tentu punya strategi lain. Di kelas ini, persaingan bakal ketat. Ada Honda BR-V, Terios, Rush, dan Mazda yang bakal memasukkan CX-3. Dari pada mati perlahan, pabrikan Amerika ini lebih memilih keluar dengan kepala tegap.
Sementara di kelas SUV, Ford sebetulnya punya all new Everest yang mengusung fitur lengkap di kelasnya. Mobil ini dari sisi teknis punya nilai lebih menghadapi pesaing seperti Fortuner, Pajero Sport, dan MU-X. Tapi Ford gentar.
"Ford melihat Indonesia tidak memiliki prospek yang menguntungkan secara berkesinambungan," kata Lea
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar