Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam rangka memajukan Indonesia. Bangsa yang hebat tentu memiliki rakyat yang hebat pula. Memang belum semua masyarakat Indonesia memikirkan betapa pentingnya pendidikan, tetapi paling tidak mereka sudah memiliki gambaran untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Maka dari itu banyak masyarakat yang bersekolah agar masa depan lebih terjamin.
Dalam praktik pendidikan tentu tidak semudah yang dibayangkan. Banyak pelajar yang menyia-nyiakan kesempatan belajar untuk hal yang tidak berguna. Padahal masih banyak masyarakat yang tidak bisa mengenyam pendidikan karena banyak hal seperti kondisi ekonomi yang belum mencukupi. Teteapi banyak juga yang memanfaatkan pendidikan sebagai kunci untuk memajukan Indonesia. Tentu hal itu tidak terlepas dari peran pihak sekolah yang sudah memfasilitasi proses belajar mengajar.
Banyak sekali fenomena pelajar yang sedang hangat dewasa ini. Paling hangat dibicarakan pastinya prestasi. Pelajar berprestasi di Indonesia jumlahnya pasti sangat banyak dan ada jenisnya. Dari Sabang sampai Merauke pastilah ada pelajar yang berprestasi baik di bidang akademik, ekstrakurikuler dan lain-lain. Pelajar berprestasi ada berbagai jenis seperti pelajar berprestasi yang bersikap baik, bersikap tidak baik, namun ada juga yang pemalas.
Pelajar berprestasi bersikap baik mempunyai potensi luar biasa untuk kemajuan Indonesia. Pelajar ini kebanyakan berkeinginan untuk melanjutkan studi ke luar negeri lalu kembali untuk memajukan bangsanya. Pelajar ini berjiwa religius dan bersifat baik. Pelajar yang bersikap baik biasanya berasal dari keluarga yang bersikap baik pula, namun ada juga pelajar bersikap baik yang berasal dari keluarga yang tidak baik tetapi karena pengaruh lingkungan sekitar kehidupannyalah yang menjadi pendorong untuk bersikap baik. Pelajar seperti ini bagus untuk banyak kalangan karena memiliki potensi sebagai manusia yang sangat berguna. Sebagai contohnya wakil presiden pertama Indonesia Mohammad Hatta, beliau bersekolah hingga keluar negeri untuk menuntut ilmu dan kembali lagi ke tanah air untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pelajar berprestasi namun bersikap buruk adalah pelajar yang breprestasi di bidang akademik namun memiliki sikap yang tidak baik. Pelajar seperti ini mempunyai potensi yang tidak baik untuk banyak kalangan karena memiliki kemungkinan menjadi penjahat. Pelajar bersikap buruk biasanya memiliki latar belakang yang tidak menyenangkan misalnya kekangan orangtua, tuntutan orangtua yang terlalu membebani si anak, pendidikan yang terlalu keras yang diberikan oleh orangtuanya, atau pengaruh lingkungan sekitar kehidupanya. Tidak semua faktor tersebut disebabkan oleh orangtua, bisa jadi faktor tersebut berasal dari masyarakat lingkungan sekitar. Meski orangtua beraqhlak baik bahkan menjadi panutan bagi banyak orang belum tentu anaknya bersikap yang sama dengan orangtuanya. Sebagai contohnya Adofl Hitler, ia seperti sangat dendam dengan kaum Yahudi padahal dia sendiri keturunan Yahudi. Diketahui bahwa sang ayah bersikap sangat keras terhadap Hitler. Nampaknya Hitler dewasa menyimpan dendam dengan ayahnya namun ia melampiaskan dendamnya kepada kaum ayahnya yaitu kaum Yahudi. Hitler pemimpin kelompok Nazi Germany melakukan pembantaian se Eropa untuk membunuh para yahudi. Contoh selanjutnya presiden kedua Indonesia Soeharto, tidak jelas latar belakangnya dan siapa orangtuanya. Kecerdasan Soeharto dalam mengatur strategi sangatlah luar biasa hingga mampu mengkudeta Presiden Soekarno dan dengan kecerdasan strateginya ia mampu berkuasa selama 32 tahun.
Pelajar berprestasi namun malas biasanya pelajar ini adalah anak yang mampu menyerap ilmu dengan mudah. Pelajar seperti ini biasanya memiliki IQ tinggi. Pelajar seperti ini biasanya hanya pergi ke sekolah duduk lalu tidur ketika guru sedang memberikan materi lalu pulang sampai rumah langsung pergi bermain namun yang mengejutkan nilainya selalu bagus. Ada kemungkinan bahwa nilai tersebut didapat dari hasil contekan, namun tak dipungkiri memang otaknya cerdas hanya saja pelajar yang seperti ini bersikap suka malas-malasan.
Meskipun prestasi merupakan fenomena positif tetapi ada juga fenomena negatif. Yang dibahas pertama adalah mengenai internet. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa internet sudah merajalela di seluruh dunia terutama di Indonesia. Semua kalangan termasuk pelajar sudah mengetahui dan menggunakan internet. Tentu saja internet digunakan untuk beragai hal oleh pelajar. Entah itu materi pelajaran, video , sampai musik dapat ditemukan dengan mudah. hampir semua informasi dapat ditemukan di internet. Selain mudah digunakan, internet juga membantu pelajar untuk bisa berkomunikasi jarak jauh dengan biaya murah.
Tetapi dengan segala kemudahan menggunakan internet, membuat pelajar Indonesia menjadi tidak cerdas. Budaya menyalin materi pelajaran sampai tugas sekolah menjadi hal yang sangat biasa. Tidak hanya siswa sekolah, mahasiswa pun masih banyak yang mengambil atau mengutip materi dari internet. Meskipun jika menggunakan aturan yang benar, hal tersebut bukan sebuah kesalahan tetapi tidak sedikit guru atau dosen yang melarang murid-murid untuk menyalin tugas sekolah dari internet. Jika sembarangan menyalin, bisa saja materi tidak benar dan tidak bisa untuk dipertanggungjawabkan. Jika sudah seperti itu, dapat menyalahi aturan UU tentang IT. Seharusnya jika akan mengutip dari internet harus diseratai dengan sumber atau alamat website yang jelas. Jadi bisa dipertanggungjawabkan. Tetapi seharusnya materi tugas adalah dari buku yang terkait jadi bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
Selain budaya copy paste yang marak di kalangan pelajar, media sosial juga sukses membuat pelajar menjadi sangat bergantung dengan internet. Hampir semua pelajar Indonesia menggunakan media social. Media sosial membuat pelajar malas untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Hingga banyak yang terkenal di dunia maya tetapi lemah di dunia nyata. Media sosial juga sangat mengganggu proses belajar di sekolah.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pelajar Indonesia sudah sangat konsumtif dengan internet. Tetapi sudah menjadi kewajiban pelajar untuk lebih selektif dan bijak dalam menggunakan internet. Tidak selamanya internet itu menjadi sesuatu yang membantu untuk lebih mudah mendapat informasi. Kadang kala internet menjadi pisau tajam bagi para pelajar. Banyak informasi yang tidak patut untuk diakses oleh pelajar. Bisa jadi informasi yang didapat malah menjerumuskan pelajar kepada hal-hal negatif. Tentu saja akan merugikan pelajar itu sendiri. Tidak selamanya kemudahan adalah sesuatu yang positif, tetapi bisa menjadi jurang kegagalan bagi pelajar.
Selain internet, kasus bullying juga sangat santer dibicarakan. Kasus bullying banyak menimpa pelajar. Para pelaku bullying mengejek kawannya sehingga kawannya tersebut merasa jengkel. Lebih parah lagi biasanya korban bullying ini bisa mengalami rasa depresi. Fenomena bullying harus dihindari karena korban bullying ini pasti akan sedikit banyak berpikir untuk tidak berangkat sekolah karena disekolahnya pasti dia akan jadi bahan bully-an oleh para pelaku. Selain itu akibat buruk yang ditimbulkan bullying ini adalah merosotnya prestasi seorang anak karena merasa tertekan oleh bully yang dilakukan pelaku.
Berikut ini merupakan sedikit banyak contoh jenis jenis bullying :
1. Bullying secara verbal adalah berupa julukan nama , celaan , fitnah/penghinaan atau teror yang mengintimidasi , tuduhan yang tidak benar dan lain sebagainya. Bully dalam jenis ini merupakan yang paling mudah dilakukan. Serta bisa menjadi faktor pertama menuju pada kekerasan yang lebih jauh.
2. Bullying secara fisik adalah contoh berupa memukuli, mencekik, menyikut, menendang, merusak dan atau menghancurkan barang korban. Walaupun bullying jenis ini merupakan yang paling tampak dan mudah untuk ditindaklanjuti, namun bullying secara fisik ini tidak sebanyak bullying jenis lainnya. Pelaku atau anak sering melakukan bullying jenis ini terkadangmerupakan anak yang sering bermasalah dan cenderung beralih kepada tindakan kriminal yang berlanjutan.
3. Bullying secara relasional (pengabaian) banyak digunakan untuk mengasingkan atau menolak teman bahkan persahabatan. Bullying secara relasional ini merupakan suatu pelemahan hargadiri korban secara sistematis melalui pengabaian atau pengucilan. Bullying seperti ini mencapai puncaknya pada di awal masa remaja, saat awal pubertas. Disaat mental masih labil.
4. Bullying melalui media elektronik, merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elekronik. Seringkali Bullying ini ditujukan ke korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar atau rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi atau menyudutkan.
Banyak faktor penyebab mengapa seseorang berbuat bullying. Pada dasarnya orang melakukan bullying karena merasa sering tertekan, terancam, atau dendam. Faktor Keluarga bisa menjadi salah satu penyebab bully. Pelaku Bullying menerima perlakuan bullying pada dirinya, bisa dari perlakuan anggota keluarganya. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang berlaku kasar pasti akan meniru kebiasaan tersebut dalam kesehariannya. Lingkungan sekolah juga bisa menjadi faktor penyebab. Pengawasan di sekolah menentukan seberapa banyak dan seringnya terjadi peristiwa bullying. Penanganan yang tepat dari guru atau pengawas terhadap peristiwa bullying merupakan hal terpenting, karena kasus bullying yang tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan perilaku tersebut terulang.
Dampak yang Timbul dari Tindakan Bullying antar pelajar di Sekolah
1. Gangguan Kesehatan Fisik
Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit dada, dan masih banyak lagi tergantung fisik korban. Bahkan dalam contoh kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di IPDN dampak fisik ini malah sampai pada mengakibatkan kematian.
2. Menurunnya Kesejahteraan Psikologis
Dampak lain yang kurang terlihat namun berefek jangka panjang adalah penurunan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian sosial yang buruk. Yang berbahaya adalah kemungkinan akan timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying seperti depresi.
Upaya untuk mengatasi Bullying di kalangan pelajar. Salah satunya adalah menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa takut, melalui pendidikan karakter, menciptakan kebijakan pencegahan bullying di sekolah dengan melibatkan siswa, serta membangun kesadaran tentang bullying dan pencegahannya kepada stakeholders sampai ke tingkat rumah tangga dan tempat tinggal. Selain itu, menata lingkungan sekolah dengan baik, asri dan hijau sehingga pelajar merasa nyaman dan akan membantu pencegahan bullying. Sekolah juga sebaiknya mendukung organisasi kegiatan agar diikuti oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses pengaduan atau forum dialog antar siswa dan sekolah. Aturan sekolah dan sanksi yang jelas terhadap tindakan bullying juga akan membuat pelaku merasa takut.
Sebenarnya banyak sekali fenomena pelajar Indonesia tetapi tidak terekam media. Entah itu fenomena positif atau negative yang pasti sebagai pelajar seharusnya mengerti mana yang baik dan buruk. Tidak selamanya yang dilihat dimata itu adalah sebenarnya. Banyak pelajar yang diluar baik tapi sebenarnya mempunyai sifat jahat. Yang terpenting bagi pelajar adalah belajar dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan bangsa yang bebas dari keterpurukkan dan mencapai kesejahteraan lahir dan batin.
Sumber : klikkli berita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar