Komisi I DPR RI mendukung penuh keputusan TNI melakukan penangguhan kerja sama dengan Australian Defence Force (ADF). Menyusul adanya pelecehan lambang Pancasila oleh militer Negeri Kangguru tersebut.
"Saya mendukung penuh respon TNI yang menghentikan kerja sama latihan militer. Sudah seharusnya negara Australia menghargai Indonesia sebagai mitra yang sejajar, bukan melecehkan," kata anggota Komisi I Bobby Adhityo Rizaldi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/1).
Dia menilai, militer Australia telah menunjukkan itikad tidak baik dan cenderung provokatif.
"Militer Australia ini mungkin iri dengan kemampuan TNI kita. Lomba menembak di kandang sendiri saja kalah, sudah bagus perwira kita mau sharing di sana," jelas Bobby.
Untuk itu, Komisi I DPR akan meminta penjelasan dari TNI terkait pelecehan lambang negara oleh militer Australia.
"Rapat kerja masa sidang berikut kami akan konfirmasikan secara detail bagaimana bentuk pelecehan tersebut," tutur Bobby.
Namun demikian, politisi Partai Golkar tersebut berharap bahwa informasi yang beredar adalah kesalahpamahaman semata.
"Apabila pelecehan terhadap lambang negara Indonesia itu benar terjadi maka tidak hanya penghentian kerja sama saja yang harus dilakukan. Langkah-langkah diplomatik juga harus segera dilakukan," tegas Bobby.
Dikabarkan, dalam materi pelatihan, Australian Defence Force (ADF) memuat kritik tentang masa lalu militer Indonesia pada tahun 1965 dan invasi ke Timor Timur.
Selain tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh TNI di Timor Timur, beberapa materi lain seperti yang terpampang pada dinding pangkalan militer di Perth yang menghina dasar negara Pancasila. Oleh militer Australia, Pancasila diplesetkan menjadi Pancagila.
Sumber : [rmol]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar