Minggu, 25 September 2016

Air mata Agus Yudhoyono mundur TNI demi DKI

Air mata Agus Yudhoyono mundur TNI demi DKI

5 Tahun bukanlah waktu yang singkat bagi seseorang berada di sebuah 'rumah'. 15 tahun cukup membuat seseorang memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap 'rumah' tempatnya bernaung.

Hal itu pasti dirasakan oleh Agus Harimurti Yudhoyono di TNI. Putra pertama mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu harus rela mundur dari TNI karena maju dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017.

Agus merupakan peraih Adhi Makayasa tahun 2000 di Akademi Militer (Akmil). Perjalanan karier Agus cukup moncer. Berbagai macam prestasi dia peroleh dengan kemampuannya. Bahkan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui, Mayor Agus merupakan salah satu prajurit yang paling cerdas selama duduk di bangku sekolah dan memiliki karier yang cemerlang.

Nilai yang diraih Mayor Agus pun diakui Jenderal Gatot hingga kini belum ada yang menyaingi. "Jadi begini, terus terang saja. Mayor Agus ini sejak SMA di taruna sudah nomor satu. Nilainya sampai sekarang belum ada yang menyaingi. Ketika lulus di akademi militer, juga memperoleh Adhi Makayasa yang belum tersaingi adalah tiga-tiganya didapat, yaitu mental fisik dan intelektual," kata Gatot di halaman Gedung Olahraga Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (23/9).

Kenaikan pangkatnya pun sedang diajukan. Tahun depan Agus akan naik pangkat dari Mayor menjadi Letnan Kolonel.

"Mayor Agus itu sedang lulus Seskoad, lulus Sesco di Amerika, kebetulan jabatan Letkol sudah diajukan untuk naik pangkat pada 1 April 2017, dan dia sudah S2 dan kandidat S3," kata Jenderal Gatot.

Namun, Mayor Agus telah memantapkan hatinya lebih memilih mundur dari TNI setelah memutuskan maju Pilgub DKI berpasangan dengan Sylviana Murni. Kemarin malam, Agus bersama Sylviana yang diusung oleh Demokrat, PAN, PPP dan PKB, mantap mendaftarkan diri ke KPU DKI.

Usai mendaftar Agus, menyampaikan pidatonya di Kantor DPP Partai Demokrat. Dengan suara tertahan Agus menyampaikan pidatonya.

Di awal pidatonya, dia menyampaikan kata perpisahan terhadap TNI. Dia pun tak kuasa menahan sedih dan air matanya.

"Hari ini adalah hari bersejarah dalam perjalanan hidup saya. Tepatnya jam 01.00 WIB tengah malam, saya harus tentukan pilihan dan ambil keputusan yang tidak mudah. Apakah saya jalankan karier saya di militer atau jalani di lingkungan berbeda," kata Agus, Jumat (23/9). 

Agus menjelaskan, tiga hari lalu empat parpol yakni PAN, PKB, PPP, dan Partai Demokrat serta sejumlah kalangan masyarakat memintanya untuk dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Waktu yang dimilikinya untuk menjawab pun sedikit.

"Karena saya baru kembali dari Darwin Australia, membawa pasukan yang saya pimpin dalam latma TNI AD dan AD Australia," jelasnya.

Namun, kata Agus, seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan. Tanpa paksaan dan tekanan dari siapa pun, Agus mengaku akhirnya mengambil keputusan.

"Sejak pagi tadi saya ikuti respons dan reaksi dari berbagai kalangan yang tentu sangat beragam. Namun saya pahami banyak yang merasa sedih, dan menyayangkan keputusan yang saya ambil tersebut karena merasa bahwa saya memiliki karier dan masa depan yang baik di TNI," katanya.

"Tapi dengan hati yang tulus saya meyakinkan perasaan cinta dan bangga saya terhadap institusi TNI yg telah melahirkan dan juga menempa saya tidak akan pernah pudar," kata Agus sembari menahan sedih dan meneteskan air mata.

"Pada kesempatan yang baik itu pula izinkan saya untuk ucapkan rasa terima kasih hormat dan juga bangga saya pada atasan, senior yang telah mendidik saya selama ini, rekan-rekan perwira yang telah bekerja bersama. Serta seluruh prajurit".

"Seluruh... seluruh prajurit yang saya pimpin. Terus terang dengan hati yang berat karena selama lebih dari 15 tahun saya berdinas di AD. Di jajaran TNI yang saya cintai dan saya banggakan," pungkasnya.

Sumber : merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar