Rabu, 10 Agustus 2016

Kepala SMKN 2 sebut orangtua pemukul guru tak punya etika

Kepala SMKN 2 sebut orangtua pemukul guru tak punya etika
Kasus penganiayaan guru. ©2016 merdeka.com/mappesona
asus dugaan pemukulan siswa hingga membuat orangtua mengeroyok guru terus berlanjut. Ratusan siswa SMKN 2 jl Pancasila, Kelurahan Mallengkeri, Kecamatan Tamalate akan menuju Mapolsek Tamalate untuk memberi dukungan kepada Drs Dasrul (52), guru mata pelajaran teknik gambar yang Rabu (10/8) kemarin dianiaya.

Kepala Sekolah SMKN 2, Chaidir Madja yang berada di tengah-tengah ratusan siswanya, Kamis (11/8), mengatakan, sangat menyayangkan kejadian itu. Karena menurutnya sangat tidak tepat guru dipukul. Apalagi pengeroyokan itu dilakukan bersama ayahnya, Adnan Achmad (43).

Chaidir menyebut ayah dari siswanya itu tidak beretika. Sebab, tamu jika datang ke sekolah itu melapor, tapi pelaku langsung masuk dan langsung memukul saat menemukan guru Dasrul berjalan di koridor tanpa didahului sepatah kata. Dia datang ke sekolah setelah ditelepon oleh anaknya.

Padahal, kata Chaidir, ayah dari siswanya itu masih alumni di SMKN 2 yang artinya Guru Dasrul masih gurunya.

Menurut kepala sekolah ini, awal mula kejadian saat siswa MAS ditegur lantaran tidak bawa peralatan sekolah seperti yang ditugaskan kepada siswa kelas 2 lainnya. MAS kemudian mondar mandir dalam kelas sehingga ditegur kembali.

"Anak ini tidak terima ditegur, dia lalu keluarkan kata kotor seperti "Sundala" (Sundal, Makassar) ke arah gurunya. Anak itu juga sempat tendang pintu dan terjatuh sendiri karena kakinya tersangkut di pintu. Pak Dasrul sempat memukul saat siswa ini keluarkan kata kotor. Kalau seorang siswa sudah keluarkan kata kotor ke gurunya, itu sudah pantas kena," kata Chaidir Madja.

Sumber : merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar