Sketsa pelaku penembakan Imam masjid New York. ©2016 Merdeka.com |
Dari sketsa terlihat pelaku adalah pria berusia 30-an, dengan ciri-ciri rambut hitam, memelihara jenggot, mengenakan kaos hitam dan celana pendek, serta memakai kacamata. NYPD menolak terburu-buru menyimpulkan adanya motif Islamofobia dalam kasus penembakan dua pengurus masjid itu. Semua bukti masih didalami oleh petugas, seperti dilansir the Atlantic, Minggu (14/8).
"Kendati begitu, kami tetap membuka semua kemungkinan terkait motif pelaku," kata Tiffany Phillip, juru bicara Kepolisian New York.
Pelaku berjalan santai setelah melakukan pembunuhan itu, menuju kawasan 79th Street sambil tetap menenteng senjata tanpa mengambil barang milik sang imam. Padahal mendiang Akonjee saat kejadian membawa dompet berisi uang senilai USD 1.000. Alhasil, jamaah masjid menduga motifnya adalah kebencian terhadap umat muslim.
Lebih dari 100 warga keturunan Bangladesh memadati lokasi penembakan beberapa jam setelah insiden itu. Mereka menggelar doa bersama hingga malam hari. Puluhan orang lainnya berunjuk rasa, menuntut polisi bergerak cepat menangkap pelakunya. "Imam masjid kami dibunuh laiknya hewan. Kami menuntut keadilan," kata Millad Ibrahim, salah satu jamaah Masjid Al Furqan.
Keponakan Akonjee, Rahi Majid menyesalkan pembunuhan pamannya. Akonjee dikenal sebagai sosok yang baik dan penyayang di lingkungan komunitas muslim Ozone Park, New York. Akonjee tidak pernah punya musuh. "Bahkan ia tidak akan menyakiti lalat sekalipun," katanya
Sumber : Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar