Minggu, 07 Agustus 2016

Nasib polisi muda tewas ikut bentrok lawan Satpol PP

Nasib polisi muda tewas ikut bentrok lawan Satpol PP
Polisi korban bentrok di Makassar. ©2016 merdeka.com/mappesona
Michael Abraham Riewpassa (22), seorang polisi muda terpaksa meregang nyawa. Dia menjadi korban dalam bentrok polisi melawan Satpol PP di Makassar, Minggu (7/8) kemarin. Keluarga dan para kerabat masih belum percaya pemuda tersebut tewas dan ikut kerusuhan.

Michael tergabung dalam tim Sabhara dari Polrestabes Makassar. Pangkatnya baru Bripda. Keluarga mengenal dia sebagai sosok anak baik. Bahkan Michael lebih dikenal sebagai anak rumahan.

Michael juga seorang anak polisi. Ayahnya diketahui bernama Aiptu Elvis Riewpassa, bertugas sebagai Patwal Kapolda Sulawesi Selatan. Kehidupan polisi muda ini sehari-hari mendapat didikan keras sang Ayah.

Yeni (50), tante korban, menuturkan keponakannya itu bukan anak nakal. Bahkan, kata dia, sejak zaman sekolah tidak pernah buat masalah besar. Maka itu, dirinya heran kenapa Michael bisa terlibat bentrok berdarah itu.

"Michael ini anak rumahan. Dari sekolah langsung ke rumah. Paling takut sama bapaknya. Bapaknya juga polisi yang sangat tegas mendidik," kata Yeni di kediaman korban Kompleks Perumahan Villa Mutiara Biru 1 No 11, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, kemarin.

Peristiwa bentro itu sebenarnya berawal dari masalah cekcok antara rekan Bripda Michael bernama Bripda Akmal dengan Safri, personel Satpol PP di Pantai Losari. Cekcok itu berujung penganiayaan dialami Akmal. Bahkan kejadian itu telah dilaporkan SPKT Polrestabes Makassar. Selanjutnya dilakukan visum dan BAP.

Hal itu diungkapkan Wakapolrestabes Makassar AKBP Hotman Cornelius Sirait. Dia mengaku, atas kejadian itu pihaknya telah memerintahkan untuk tidak melakukan aksi balas dendam. Namun, perintah itu tidak digubris anak buahnya. 

Penyerangan akhirnya dilakukan para polisi ke kantor Satpol PP yang bersebelahan dengan kantor wali kota Makassar.

"Kita sudah keluarkan penegasan kepada seluruh jajaran Polrestabes untuk tidak melakukan aksi balas dendam namun usai apel Pengamanan malam Minggu, terjadi pelemparan di pos atau kantor Satpol PP yang ada dalam kawasan Kantor Balai Kota Pemkot Makassar," jelas Hotman.

Hotman menegaskan, pihaknya menyayangkan kejadian bentrok berdarah ini. "Sepenuhnya ini adalah karena kesalahpahaman individu-individu atau oknum yang masih emosional, mereka yang berjiwa muda mudah terprovokasi. Jadi bukan antar institusi," tandasnya.

Sementara, dari pihak Satpol PP juga terdapat korban luka akibat bentrok. Tercatat ada 18 personel Satpol PP mengalami luka dari penyerangan dilakukan polisi.

Hamzah (34), menjadi korban paling parah mengalami luka. Luka tusuk benda tajam di bagian punggung Hamzah cukup dalam. Saking dalamnya luka tusuk itu hingga melukai paru-paru korban.

"Saya sudah cek kondisi semua korban luka dari pihak Satpol PP sejak pagi tadi. Satu di antaranya cedera hingga paru-paru," kata Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, kemarin.

Konferensi pers bersama tersebut dihadiri Kabid Humad Polda Sulsel Kombes Polisi Frans Barung Mangera, Wakapolrestabes Makassar AKBP Hotman Sirait, Dandim 1408/BS Letkol Kav Otto Sollu dan Kasatpol PP, Iman Hud dengan moderator asisten I Pemkot Makassar, Muhammad Sabri.

Sumber : Merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar