Minggu, 18 Desember 2016

AHY: Perang Militer Musuhnya Jelas, Perang Politik Tak Jelas

AHY: Perang Militer Musuhnya Jelas, Perang Politik Tak Jelas

Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia politik baru digeluti oleh Agus Harimurti Yudhoyono terhitung sejak maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta bersama Sylviana Murni, September lalu. Namun, dalam kurun singkat itu, Agus merasakan perbedaan antara dunia politik dengan dunia militer yang ia geluti sebelumnya.


Berbeda dengan perang di dunia militer, menurut Agus perang dunia politik menghadapi musuh yang sulit diraba.


"Kalau perang militer musuhnya biasanya jelas dan biasanya lokasinya di depan kita. Dalam dunia politik ini musuhnya tidak jelas. Bisa di belakang kita, di depan, di samping, atau di dekat sekali. Kita kira kawan, ternyata lawan. Atau sebaliknya," kata Agus dihadapan ratusan orang yang menghadiri pidato politiknya.


Agus menceritakan perbedaan itu dalam pidato politiknya di Segara Garden, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan,  Pidato politik Agus yang keempat ini dihadiri sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono. 



"Jadi, ini ada istilah di militer, dalam operasi militer kita bisa membuat perkiraan intelijen atau KIR Intel. Kalau harus buat KIR Intel dalam politik, justru saya merasakan lebih banyak ketidakpastiannya. Asumsinya banyak sekali, 1 sampai dengan 100 mungkin," kata putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu menambahkan.



Meski memiliki perbedaan mendasar, namun Agus tidak berkecil hati. Menurut Agus, pengalamannya di dunia militer tetap berguna untuk diterapkan di dunia politik yang baru ia geluti. 



"Tentu dari perbedaan-perbedaan itu, juga banyak prinsip-prinsip dasar, prinsip kepemimpinan di dunia militer yang sangat baik untuk digunakan di dunia manapun, termasuk politik, pemerintahan, birokrasi, dunia usaha dan lain sebagainya. Senior-senior yang telah lebih dulu memasuki dunia politik tentu merasakan hal serupa," ujarnya.



Sebelum maju sebagai calon gubernur Jakarta, Agus Yudhoyono adalah seorang tentara aktif angkatan darat. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Komandan Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning. Ia kemudian pensiun dari militer untuk menggeluti dunia politik.



Jejak karier Agus hampir serupa dengan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, yang mundur dari militer sebelum masa pensiun karena ditunjuk sebagai Menteri Koordinador Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan dalam kabinet pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.



SBY mundur pada April 2001 atau lima tahun sebelum masa pensiun. Jabatan terakhirnya sebagai Kepala Staf Teritorial dengan pangkat letnan jenderal. (wis/yul)

sumber CNN indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar