Selasa, 13 Desember 2016

Tentara Myanmar menembaki desa suku Muslim Rohingya di kawasan Rakhine dan menewaskan 25 orang

RUmah-rumah yang terbakar hangus saat media mengunjungi kawasan Rakhine bulan lalu -gambar diambil 14 Oktober.
RUmah-rumah yang terbakar hangus saat media mengunjungi kawasan Rakhine 
Pemerintah Myanmar mengakui menewaskan 25 orang dan memberondong desa-desa kaum Muslim Rohingya dari helikopter tempur.
Tentara Myanmar atau Burma mengaku mereka menembak mati setidaknya 25 orang di desa-desa Muslim Rohingya di kawasan Rakhine yang bergolak, hari Minggu (13/11).
Disebutkan, mereka yang terbunuh itu bersenjatakan golok batang kayu.
Hari Sabtu, tentara mengerahkan helikopter tempur dan menembaki desa-desa di negara bagian Rakhine. Delapan orang, termasuk dua serdadu, tewas.
Serangan itu merupakan 'operasi pembersihan' yang menyasar kaum militan bersenjata, kata tentara.
Gambar dan video di media sosial menunjukkan, korban tewas itu termasuk juga erempuan dan anak-anak.

Desa-desa hangus

Media pemerintah berdalih, pengerahan helikopter tempur dilakukan setelah dua tentara dan enam penyerang tewas dalam bentrokan dalam penyergapan terhadap tentara.
Beberapa laporan menyebutkan terbakarnya sejumlah desa di kawasan Rakhine.
Foto yang dirilis oleh Human Rights Watch tampaknya menunjukkan desa-desa yang hangus, dan menurut kelompok hak asasi itu setidaknya 430 bangunan terbakar.
Foto-foto satelit itu diambil antara 22 Oktober dan 10 November, menyusul laporan terjadinya pertempuran dan mengungsinya warga sipil bulan lalu.
Para aktivis Rohingya mengatakan pemerintah berusaha secara sistematis untuk mengusir minoritas Muslim dari desa-desa mereka.
Menyerang Rohingya adalah langkah populer untuk militer, lapor wartawan BBC Jonah Fisher dari kota terbesar Myanmar, Yangon.
Itu karena kaum Rohingya tidak disukai oleh banyak orang Burma yang menganggap mereka imigran ilegal dari Bangladesh, katanya pula.
Tertutup bagi media
Maraknya lagi pertempuran dipicu oleh serangan pada tiga pos pemeriksaan polisi sebulan lalu.
Pemerintah Burma tidak mengizinkan wartawan independen untuk masuk ke Rakhine, sehingga tidak mungkin untuk memverifikasi klaim tentang skala pertempuran.
Menurut pernyataan resmi terbaru pada hari Sabtu, tentara disergap dan kemudian terlibat bentrokan beberapa kali dengan orang-orang bersenjata, yang diperkirakan adalah kaum Muslim Rohingya, yang menyandang senapan, golok dan tombak.
Ketika mereka terdesak, dikepung oleh sekitar 500 orang, tentara meminta dukungan udara dan dua helikopter tempur dikerahkan menembaki desa Rohingya.
Namun pengakuan ini tak bisa diverifikasi.
Sementara itu, jumlah korban dilaporkan berbeda-beda, kata wartawan kami.
Brad Adams, direktur Asia Human Rights Watch mengatakan foto-foto terbaru menunjukkan "kerusakan yang luas" yang "lebih besar dari yang diperkirakan semula."
"Otoritas Burma harus segera membentuk tim investigasi bersama PBB sebagai langkah pertama menuju terjaminnya keadilan dan keamanan bagi para korban," katanya.
Pemerintah - yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi - berbicara tentang 'operasi pembersihan' untuk melakukan pencarian para penyerang
sumber : BBC INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar