Minggu, 18 Desember 2016

Cak Imin Sebut FPI dan HTI Kelompok Ultra Kanan


Cak Imin Sebut FPI dan HTI Kelompok Ultra Kanan

JakartaCNN Indonesia -- Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau dikenal dengan Cak Imin menyatakan demokrasi dan kemajuan teknologi turut melahirkan kelahiran kelompok-kelompok ultra kanan di antaranya adalah Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).


Hal itu dipaparkan Cak Imin dalam acara 'Halaqoh Ulama Rakyat' Regional Jawa Timur di Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Jombang. Dia menuturkan kemajuan demokrasi dan teknologi informasi selama ini telah melahirkan rasa frustasi dan krisis kemanusiaan.



Hal tersebut, sambungnya, pun berimbas ke Indonesia yakni tak hanya kesejahteraan, namun juga turut melahirkan kelompok ultra kanan. Secara umum, spektrum politik kaum kanan cenderung konservatif dan otoriter.


“Demokrasi Indonesia telah melahirkan kesejahteraan bagi umat Islam, namun juga melahirkan kelompok ultra kanan, dari mulai ISIS, FPI, HTI, MTA sampai menguatnya kelompok liberalisme,” kata Cak Imin seperti dilansir Antara, Minggu (18/12).



Front Pembela Islam (FPI) adalah organisasi yang dideklarasikan pada 1998 di Tangerang, dan dikenal dengan aksinya untuk melakukan ‘razia’ tempat-tempat hiburan macam kafe dan diskotik. 



Terakhir, FPI pun ikut melakukan aksi demonstrasi melalui Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI pada 4 November lalu. Aksi itu dikenal dengan demo anti Ahok terkait dengan kasus dugaan penistaan agama.



Sedangkan Hizbut Tahrir Indonesia masuk pada 1980-an dengan merintis dakwah kampus. Gerakan ini lahir di Palestina dengan tujuan menegakkan kepemimpinan Islam melalui Khilafah Islamiyah. Aksi HTI di antaranya adalah dengan mobilisasi massa dalam jumlah relatif besar.



Sinergi melalui Teknologi



Walaupun demikian, Cak Imin menuturkan, gairah keagamaan pun dinilai turut menguat di Indonesia. Dalam acara itu pun, dia mempertanyakan peranan Nahdlatul Ulama dan PKB, karena masih banyak tokoh ulama yang enggan memanfaatkan kekuatan teknologi informasi.



Selain itu, Cak Imin menyatakan bahwa aksi damai 2 Desember 2016 lalu merupakan puncak pengelolaan kecanggihan komunikasi dan media sosial. Dia menuturkan sinergi ulama dan umat dapat dilakukan dengan teknologi informasi, karena perangkat itu dapat menghilangkan sekat.


Terkait dengan teknologi informasi, GNPF MUI sebelumnya merilis aplikasi Bela Islam III dalam aksi 2 Desember lalu. Aplikasi itu sudah bisa diunduh sejak Kamis (1/12) malam.


Aplikasi itu memuat dua fitur yang bisa dipilih sesuai dengan keinginan pengguna. Dua fitur tersebut adalan TV dan radio.



Jika memilih fitur TV, pengguna aplikasi akan melihat siaran secara langsung yang diambil dari live streaming Youtube. Dua nama saluran yang menyiarkan Aksi Bela Islam III adalah Bela Islam III Live Streaming dan 212 Live Stream Bela Islam III. 


sumber :  CNN indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar